TELEMEDICINE
PENGERTIAN
Telemedicine merupakan suatu layanan kesehatan
antara dokter atau praktisi kesehatan dengan pasien jarak jauh guna mengirimkan
data medik pasien menggunakan komunikasi audio visual mengunakan infrastruktur
telekomunikasi yang sudah ada misalnya menggunakan internet, satelit dan lain
sebagainya.
Dari gambar
diatas dapat dijelaskan lebih mendalam mengenai apa itu telemedicine. Komponen
penyusun teknologi telemedicine adalah pasien, dokter, internet dan
praktisi kesehatan. Pasien memiliki jarak yang jauh dengan dokter. Apabila
pasien ingin memeriksa kesehatan mereka tidak perlu berangkat ke tempat dokter,
ini untuk penyakit yang kecil dan menengah dan untuk perawatan jalan. Untuk
pasien dengan sakit parah dan perlu rawat inap hal ini sulit diterapkan,tetapi
masih dalam tahap pengujian. Misal untuk pasien sakit jantung, kanker dan
lain-lain. Istilah “telemedicine” mungkin masih terasa asing ditelinga
kita ini merupakan sebuah perkembangan dari bidang kesehatan dengan
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
“Telemedicine
adalah layanan kesehatan yang dilakukan dari jarak jauh. cakupan
telemedicine cukup luas, meliputi penyediaan pelayanan kesehatan (termasuk
klinis, pendidikan dan pelayanan administrasi) jarak jauh, melalui transfer
informasi (audio, video, grafik), dengan menggunakan perangkat-perangkat
telekomunikasi (audio-video interaktif dua arah, komputer, dan telemtri) dengan
melibatkan dokter, pasien dan pihak-pihak lain".
SEJARAH
Ide tentang pemeriksaan dan evaluasi
kesehatan dengan menggunakan perangkat jaringan telekomunikasi bukanlah hal
yang baru. Setelah diperkenalkan pesawat telepon, percobaan telemedicine telah
dilakukan pertama kali dengan men-transmisi-kan rekaman ekg melalui jaringan telepon sistem analog. Walaupun
jarak tempuh transmisi hanya beberapa kilometer, namun nilai klinisnya tidak
begitu bermakna. Setelah itu, beberapa kali dicoba untuk melakukan transmisi
suara jantung dan napas antar dokter dan pasien.
Setelah Perang Dunia ke-II (1945), teknik transmisi
foto dikembangkan oleh militer di eropa. Pengalaman tersebut memberikan
inspirasi para pioner kedokteran dalam mengembangkan teknik pengiriman
gambar-gambar medis tentang penyakit dan kelainan dari pasien ke dokter.
Sejumlah peneliti kedokteran pada saat itu telah melakukan kegiatan pendidikan,
interprestasi dan menegakkan diagnosis serta melakukan pengobatan psikiatri,
dan radiologi
jarak jauh.
Sejalan dengan kemajuan teknologi
komputer dan sistem digital saat ini, perkembangan telemedicine semakin
berkembang. Peralatan kedokteran dapat menghasilkan gambar digital secara
langsung, selain itu juga dapat mengubah citra video menjadi citra digital.
Kini, penggunaan telemedicine sangat luas sampai sekarang diaplikasikan di Amerika,
Yunani,
Israel,
Jepang,
Italia,
Denmark
, Belanda,
Norwegia,
Jordan,
India,
dan Malaysia.
Fase Perkembangan Telemedicine
FASE PERKEMBANGAN
|
RENTANG WAKTU
|
Telegram dan Telepon
|
1840-1920
|
1920-1950
|
|
Televisi/ teknologi ruang
angkasa
|
1950-1980
|
1990an - Sekarang
|
JENIS-JENIS
Telemedicine dapat dibagi menjadi
tiga kategori utama: Store-and-forward
, remote monitoring
and (real-time)
interactive services.
1. Telemedicine
Store-and-forward
Melibatkan perolehan data medis
(seperti gambar medis , biosignals dll) dan kemudian mengirimkan data ini ke dokter
atau spesialis medis pada waktu yang tepat untuk penilaian online . Hal ini tidak memerlukan kehadiran kedua belah pihak
pada saat yang sama. Dermatology (cf: teledermatology ), radiologi , dan patologi adalah spesialisasi umum yang kondusif untuk telemedicine
asynchronous. Kebenaran data medis yang terstruktur sebaiknya sebaiknya
disimpan dalam media elektronik dan harus berupa komponen dari
transfer file ini. Perbedaan utama antara pertemuan langsung kedua belah pihak
dengan pertemuan telemedicine adalah kelalaian dari pemeriksaan fisik dalam
sebuah sejarah. Proses Store-and-forward
membutuhkan dokter untuk bergantung pada laporan sejarah dan audio / video
informasi sebagai pengganti pemeriksaan fisik.
2. Pemantauan
jarak jauh (remote monitoring)
Dikenal sebagai pemantauan
diri atau pengujian, memungkinkan para profesional medis untuk memantau pasien
jarak jauh menggunakan perangkat teknologi yang beragam. Metode ini terutama
digunakan untuk mengelola penyakit kronis atau kondisi tertentu, seperti
penyakit jantung, diabetes mellitus, atau asma. Layanan ini dapat memberikan
hasil kesehatan sebanding dengan tradisional di-orang pertemuan pasien, pasokan
kepuasan yang lebih besar untuk pasien, dengan biaya yang efektif.
3. Interactive (real-time) services
Menyediakan real-time
interaksi antara pasien dan penyedia, untuk memasukkan percakapan telepon,
komunikasi online dan kunjungan rumah. Banyak kegiatan seperti kajian sejarah,
pemeriksaan fisik, evaluasi psikiatri dan penilaian oftalmologi dapat dilakukan
dengan membandingkan langsung untuk mereka yang melakukan cara tradisional
yakni dengan bertatap muka langsung. Selain itu, "interactive-doctor"
dari layanan telemedicine mungkin lebih murah daripada kunjungan klinik
secara langsung.
MANFAAT
Telemedicine bisa sangat bermanfaat bagi orang
yang hidup dalam komunitas terpencil dan wilayah terpencil dan saat ini sedang
diterapkan di hampir semua domain medis. Pasien yang tinggal di daerah tersebut
dapat dilihat oleh dokter atau spesialis yang dapat memberikan pemeriksaan yang
akurat dan lengkap, sementara pasien tidak mungkin harus menunggu perjalanan
atau jarak normal atau kali seperti yang dari kunjungan ke rumah sakit atau
dokter konvensional. Perkembangan terkini dalam ponsel kolaborasi teknologi dengan menggunakan tangan-diadakan perangkat mobile memungkinkan
kesehatan profesional di beberapa lokasi kemampuan untuk melihat, mendiskusikan
dan menilai masalah pasien seolah-olah mereka berada di ruangan yang sama.
Telemedicine
dapat digunakan sebagai alat pengajaran, dimana staf medis yang
berpengalaman dapat mengamati, menunjukkan dan menginstruksikan staf medis di
lokasi lain, lebih efektif atau teknik pemeriksaan lebih cepat. Ini
meningkatkan akses ke pelayanan kesehatan untuk pasien di lokasi terpencil. "Telemedicine
telah ditunjukkan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi kesehatan
melalui manajemen yang lebih baik dari penyakit kronis, bersama staf kesehatan
profesional, waktu perjalanan berkurang, dan tetap rumah sakit lebih sedikit
atau lebih pendek." Beberapa studi telah mendokumentasikan meningkatkan
kepuasan pasien selama telemedicine lima belas tahun terakhir.
Sistem telemedicine interaktif pertama, operasi melalui saluran telepon
standar, untuk jarak jauh mendiagnosa dan mengobati pasien yang memerlukan
resusitasi jantung (defibrilasi) dikembangkan dan dipasarkan oleh Perusahaan
MedPhone pada tahun 1989 di bawah kepemimpinan presiden dan pendiri, S. Eric
Wachtel. Setahun kemudian perusahaan memperkenalkan versi seluler, MDphone
tersebut. Dua belas rumah sakit di Amerika Serikat menjabat sebagai menerima
dan pusat pengobatan.
Telemonitoring adalah praktek medis yang melibatkan pemantauan jarak jauh
pasien yang tidak di lokasi yang sama sebagai penyedia perawatan kesehatan.
Secara umum, pasien akan memiliki sejumlah perangkat pemantauan di rumah, dan
hasil dari perangkat ini akan dikirim melalui telepon ke penyedia layanan
kesehatan. Telemonitoring adalah cara yang nyaman bagi pasien untuk menghindari
perjalanan dan untuk melakukan beberapa pekerjaan yang lebih mendasar dari
kesehatan untuk diri mereka sendiri.
Selain teknologi pemantauan yang obyektif, program telemonitoring paling
termasuk pertanyaan subjektif tentang kesehatan pasien dan kenyamanan.
Pertanyaan ini dapat berlangsung otomatis melalui telepon, atau perangkat lunak
telemonitoring dapat membantu menjaga pasien berhubungan dengan penyedia
layanan kesehatan. Penyedia kemudian dapat membuat keputusan tentang perawatan
pasien berdasarkan kombinasi informasi subjektif dan objektif mirip dengan apa
yang akan terungkap dalam janji di lokasi.
Beberapa hal yang lebih umum bahwa
perangkat telemonitoring melacak termasuk tekanan darah, denyut jantung, berat
badan, glukosa darah, dan hemoglobin. Telemonitoring mampu memberikan informasi
tentang tanda-tanda vital, asalkan pasien memiliki peralatan pemantauan yang
diperlukan di lokasi-nya. Tergantung pada keparahan kondisi pasien, penyedia
dapat memeriksa statistik ini setiap hari atau mingguan untuk menentukan
perawatan terbaik.
Ayurvedic pusat telemedicine yang
pertama didirikan di India pada tahun 2007 oleh Partap Chauhan , seorang dokter Ayurvedic India
dan Direktur Jiva Ayurveda .
Pemantauan pasien di rumah dengan menggunakan perangkat yang dikenal seperti
monitor tekanan darah dan mentransfer informasi ke pengasuh adalah layanan
muncul cepat tumbuh. Solusi ini pemantauan jarak jauh memiliki fokus pada saat
ini penyakit kronis dan morbiditas yang tinggi terutama dikerahkan untuk Dunia Pertama.
Di negara berkembang cara baru berlatih telemedicine muncul lebih dikenal
sebagai Primer Kunjungan Diagnostik Remote, dimana dokter menggunakan perangkat
untuk jarak jauh memeriksa dan mengobati pasien. Ini teknologi baru dan prinsip
praktek kedokteran memegang janji yang signifikan untuk meningkatkan pada
masalah penyediaan layanan kesehatan utama, misalnya, Afrika Selatan, karena
Diagnostik Konsultasi Primer jauh tidak hanya memonitor sebuah penyakit kronis
yang sudah didiagnosis, tetapi memiliki janji untuk mendiagnosa dan mengelola
penyakit pasien biasanya akan mengunjungi dokter untuk umum.
Manfaat telemedicine mencakup kedalam 3 aspek yang saling terkait satu sama
lain yaitu pasien, dokter dan rumah sakit. Manfaat langsung bagi pasien adalah:
- Mempercepat akses pasien ke pusat-pusat rujukan.
- Mudah mendapatkan pertolongan sambil menunggu pertolongan langsung dari dokter-dokter pribadi.
- Pasien merasakan tetap dekat dengan rumah dimana keluarga dan sahabat dapat memberikan dukungan langsung.
- Menurunkan stres mental atau ketegangan yang dirasakan di tempat kerja.
- Menseleksi antara pasien-pasien yang perlu dibawa ke rumah sakit dan pasien yang tidak perlu perawatan di rumah sakit akan tetap tinggal di rumah.
APLIKASI TELEMEDICINE
1. SKALA MIKRO
Dilaksanakan oleh salah satu intansi layanan kesehatan dalam skala terbatas.
2. SKALA MAKRO
a) Aplikasi Sektoral
Terbatas untuk satu subdisiplin ilmu kedokteran/ bidang layanan kesehatan.
b) Aplikasi Regional
Mencakup keseluruhan bidang layanan kesehatan terbatas pada wilayah tertentu
dalam satu negara.
c) Aplikasi Nasional
Mencakup seluruh bidang layanan kesehatan di seluruh wilayah suatu negara.
APLIKASI TELEMEDICINE DI INDONESIA
Instalansi Sistem
- Biaya instalansi
- Teknologi perangkat lunak
- Teknologi perangkat keras
Inkorporasi Kedalam Praktek Kedokteran di Indonesia
- Tenaga kesehatan dengan keterampilan layanan kesehatan jarak jauh
- Penerimaan komunitas kesehatan dan non kesehatan
- Aspek etika, legalitas, dan reumbersment.
Pemeliharaan Sistem
- Biaya pemeliharaan
- Efektivitas biaya secara komersial
- Pengawasan kualitas layanan
- Penyesuaian dengan perkembangan teknologi informasi dan ilmu kedokteran.
TEKNOLOGI MEDICINE
Aplikasi telemedicine sangatlah luas, tergantung dari materi dan objek
transmisi nya. Misalnya: teleradiologi,
telepatologi,
teledermatologi,
telekardiologi,
telepsikiatri,
teleneurologi,
teleedukasi,
telekonsultasi,
pengobatan telenuklir,
teleotorinolaringologi
dan penatalaksanaan trauma jarak jauh. Selain itu dikenal pula berbagai
disiplin telemedicine lainnya seperti telenursing
(pelayanan keperawatan jarak jauh), dan teleprescribing
(resep jarak jauh).
Perangkat keras dan lunak telemedicine
sangat mahal, terutama transmisi yang menggunakan saluran pita lebar,
sehingga akses pusat kontrol dan server sebaiknya berada di center-center
besar. Namun harus dibedakan mana yang bisa diaplikasikan sesuai kemampuan, dan
mana yang harus menunggu pemakaian teknologi tinggi. Semua pengiriman
pencitraan (image) baik ekokardiografi
real time maupun film citra x-ray , ct-scan
ataupun angiogram
memerlukan saluran pita lebar dan jaringan digital dengan biaya tinggi.
PILIHAN TELEKOMUNIKASI
- Saluran telepon standar (public switched telephone network; PSTN)
- ISDN (integrated service digital network)
- Koneksi satelit
- Teknologi nirkabel
- Koneksi gelombang mikro
- Leased line
- ATM (asynchronous transfer mode): teknologi relay sel.
Dibawah ini merupakan contoh kasus aplikasi satelit untuk pelayanan kesehatan
jarak jauh adalah:
1. Jaringan Informasi Medis Asia-Pasifik via ETS-V (AMINE - Asia Pacific Medical Information Network via ETS-V
Proyek yang dilaksanakan oleh National Space Development
Agency (NASDA) dan Departemen Pos dan telekomunikasi Jepang serta dibantu
oleh Fakultas Kedokteran Universitas Tokai Jepang ini mendirikan 25 stasiun
bumi yang menggunakan L-Band VSAT di setiap stasiunnya. Stasiun bumi tersebut
tersebar di Thailand, Kamboja, Papua Nugini, Fiji, China, dan Jepang.
Setelah selama empat tahun beroperasi (1992-1996) ternyata 80% traffik adalah
trafik non-klinis seperti masalah-masalah administrasi, manajemen rumah sakit,
dan urusan logistik. Oleh Karena itu AMINE merekomendasikan agar desain
telemedicine di masa yang akan datang turut memperhitungkan trafik-trafik
non-klinis seperti ini. Hasil yang nyata adalah AMINE telah berhasil
menyelamatkan banyak pasien terutama di negara berkembang di asia pasifik.
2. Telemedicine via ACTS (Advanced Communications Technology Satellite ) NASA
ACTS merupakan salah satu pionir dalam mengaplikasikan telemedicine
via satelit. Salah satu eksprimen telemedicine yang dilakukan adalah telemammography,
yang mendemontrasikan pengiriman citra mammografi resolusi tinggi dari daerah
pedesaan ke kota menggunakan jaringan akses satelit.
Mammografi adalah citra radiologi yang dapat
membantu pendeteksian kanker payudara dalam tahap dini. Sayangnya dibutuhkan
ahli radiologi yang berpengalaman untuk menginterpretasikan citra tersebut yang
tidak selalu tersedia didaerah pedesaan atau kota kecil. Eksprimen ini
menghubungkan tempat screening di kota kecil atau pedesaan dengan suatu
institusi medis di kota besar. Keberhasilan program ini membutuhkan integrasi
antara satelit dan infrastruktur terestrial di fakultas kedokteran kampus/rumah
sakit, pemoresan citra, keamanan data pasien, juga perangkat lunak yang
mengontrol proses screening.
Salah satu kesulitan yang dihadapi pada
telemammografi ini adalah citra yang dihasilkan berukuran besar. Untuk teknik
mammography direct digital, kompresi 20:1 diperlukan agar citra dapat
ditransmisikan kurang dari 1 menit dengan menggunakan T1. Tetapi kompresi
sebanyak ini mengorbankan beberapa data pada citra. Karena itu eksprimen ini
menyarankan pengembangan teknik kompresi citra disamping perbaikan sistem yang
mampu mentransmisikan citra lebih cepat.
PELAYANAN PERAWATAN KESEHATAN UMUM
1. Telenursing
Telenursing mengacu pada penggunaan telekomunikasi dan teknologi informasi dalam rangka memberikan keperawatan pelayanan perawatan kesehatan setiap kali jarak
fisik yang besar ada antara pasien dan perawat, atau antara sejumlah perawat.
Sebagai bidang itu adalah bagian dari telehealth, dan memiliki banyak
poin kontak dengan aplikasi medis dan non-medis lainnya, seperti telediagnosis, konsultasi jarak, telemonitoring,
dll.
Telenursing adalah mencapai tingkat pertumbuhan yang signifikan di
banyak negara karena beberapa faktor: keasyikan dalam mengurangi biaya
perawatan kesehatan, peningkatan jumlah penuaan dan populasi sakit kronis, dan peningkatan cakupan
pelayanan kesehatan untuk jauh, pedesaan, kecil atau daerah yang jarang
penduduknya. Diantara manfaatnya, telenursing dapat membantu memecahkan
kekurangan perawat meningkat, untuk mengurangi jarak dan menghemat waktu
perjalanan, dan menjaga pasien dari rumah sakit. Gelar yang lebih besar
dari kepuasan kerja telah terdaftar antara telenurses.
2. Telepharmacy
Telepharmacy merupakan tren yang berkembang untuk memberikan perawatan farmasi kepada pasien di lokasi
terpencil di mana mereka mungkin tidak memiliki kontak fisik dengan apoteker.
Ini meliputi terapi obat pemantauan, konseling pasien, otorisasi
sebelumnya, otorisasi isi ulang, pemantauan kepatuhan formularium dengan
bantuan telekonferensi atau konferensi video . Selain itu,
video-conferencing jauh digunakan dalam farmasi untuk keperluan lain, seperti
menyediakan pendidikan, pelatihan, dan melakukan beberapa fungsi manajemen.
Sebuah program telepharmacy penting adalah di Amerika Serikat, dilakukan
di pusat kesehatan masyarakat federal yang berkualitas, Kesehatan Masyarakat
Asosiasi Spokane (Chas) pada tahun 2001, yang memungkinkan obat biaya rendah
pengeluaran di bawah program pemerintah federal. Program ini digunakan videotelephony untuk dispensing obat dan konseling pasien
di enam klinik perkotaan dan pedesaan. Ada satu basis farmasi dan lima
klinik terpencil di beberapa bidang Spokane, Washington di bawah program
telepharmacy di Chas. "Apotek dasar yang diberikan belajar farmasi
tradisional untuk klien di Lembah klinik dan menjabat sebagai hub untuk farmasi
klinik terpencil lainnya."
Situs remote dispensing dan proses pendidikan pasien digambarkan sebagai
berikut: sekali resep tersebut dikirim dari remote ke klinik farmasi dasar,
apoteker memverifikasi hard copy dan memasuki urutan. Label juga dihasilkan
secara bersamaan, dan antrian label ditransmisikan ke situs remote. . Ketika
antrian label muncul pada lemari obat yang dikenal sebagai dispenser ADDS,
orang yang berwenang dapat mengakses obat dari ADDS diikuti dengan memindai
barcode obat, dan pencetakan dan pemindaian label Setelah langkah-langkah yang
dilakukan, personil situs remote yang terhubung ke apoteker di apotek dasar
melalui videoconference untuk verifikasi obat dan
konseling pasien.
Dalam waktu terakhir, Angkatan Laut AS Biro Kedokteran mengambil
langkah yang signifikan dalam memajukan dunia telepharmacy.
Program telepharmacy dikemudikan pada tahun 2006 "di daerah dilayani oleh
Rumah Sakit Angkatan Laut Pensacola, Florida, dan Rumah Sakit Angkatan Laut
Bremerton, Washington." Mulai dari Maret 2010, Angkatan Laut memperluas
sistem telepharmacy untuk lebih banyak situs di seluruh dunia. Menurut
Angkatan Laut Letnan Eubanks Justin di Rumah Sakit Angkatan Laut Pensacola,
Florida, telepharmacy akan dimulai pada lebih dari 100 situs Angkatan
Laut yang meliputi empat benua pada akhir tahun 2010.
3. Telerehabilitasi
Telerehabilitation (atau e-rehabilitasi ) adalah penyerahan rehabilitasi layanan melalui jaringan telekomunikasi dan Internet.
Kebanyakan jenis layanan jatuh ke dalam dua kategori: penilaian klinis
(kemampuan fungsional pasien di lingkungan nya), dan terapi klinis . Beberapa bidang praktek rehabilitasi yang
telah dieksplorasi telerehabilitation adalah: neuropsikologi , pidato-patologi bahasa , audiologi , terapi okupasi , dan terapi fisik . Telerehabilitation dapat memberikan terapi
untuk orang yang tidak dapat melakukan perjalanan ke klinik
karena pasien memiliki cacat
atau karena waktu perjalanan. Telerehabilitation juga memungkinkan ahli
dalam rehabilitasi untuk terlibat dalam konsultasi klinis di kejauhan.
Pada 2006, modalitas yang paling umum digunakan adalah melalui Webcam
, videoconference , saluran telepon , videophone dan halaman web yang berisi aplikasi Internet
kaya. The visual nature of telerehabilitation technology limits the types of
rehabilitation services that can be provided. Sifat visual teknologi
telerehabilitation membatasi jenis layanan rehabilitasi yang dapat disediakan.
Hal ini paling banyak digunakan untuk rehabilitasi neuropsikologi , pas
peralatan rehabilitasi seperti kursi roda , kawat gigi atau kaki palsu ,. dan dalam pidato-patologi bahasa aplikasi internet Kaya rehabilitasi
neuropsikologis (alias kognitif rehabilitasi ) kerusakan kognitif
(dari etiologi banyak) pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001. saha ini
baru-baru ini (2006) diperluas sebagai teleterapi aplikasi untuk peningkatan kemampuan program untuk
anak-anak sekolah kognitif. Tele-audiologi (pendengaran penilaian) adalah aplikasi yang
berkembang Seperti tahun 2006, telerehabilitation dalam praktek terapi
okupasi dan terapi fisik sangat terbatas, mungkin karena kedua disiplin lebih
"tangan di atas".
Dua bidang penting dari penelitian telerehabilitation adalah (1)
menunjukkan kesetaraan penilaian dan terapi untuk di-orang penilaian dan
terapi, dan (2) gedung baru sistem pengumpulan data untuk mendigitalkan
informasi bahwa seorang terapis dapat digunakan dalam praktek.Tanah-melanggar
penelitian di telehaptics (indra peraba) dan realitas virtual dapat
memperluas ruang lingkup praktek telerehabilitation, di masa depan.
Di Amerika Serikat, National Institute
on Cacat dan Rehabilitasi Penelitian 's (NIDRR) [1]
mendukung penelitian dan pengembangan telerehabilitation. Penerima NIDRR
ini termasuk "Teknik Rehabilitasi dan Research Center" (RERC) di University of Pittsburgh , pada Institut Rehabilitasi Chicago ,
Universitas Negeri New York di Buffalo, dan Rumah Sakit Rehabilitasi Nasional
di Washington DC. Federal lain penyandang dana penelitian adalah Administrasi
Veteran, Administrasi Pelayanan Kesehatan Penelitian di Departemen Kesehatan
dan Layanan Manusia, dan Departemen Pertahanan. Di luar Amerika Serikat,
penelitian yang sangat baik dilakukan di Australia dan Eropa. Seperti tahun 2006,
hanya beberapa asuransi kesehatan di Amerika Serikat akan mengganti untuk layanan telerehabilitation.
Jika penelitian menunjukkan bahwa teleassessments dan teleterapi yang setara
dengan pertemuan klinis, adalah lebih mungkin bahwa asuransi dan Medicare akan mencakup layanan telerehabilitation.
PROSPEK TELEMEDICINE DI ERA 3G
Meskipun kehadirannya disambut dengan penuh harap, kemampuan 3G untuk
meningkatkan produktifitas masih diragukan (Kompas, 27/11/2006). Hal ini juga
ditunjukkan dengan iklan 3G di teve yang tidak jauh dari entertainment dan fun.
Manfaat 3G untuk aktifitas yang lebih serius (meningkatkan produktifitas) belum
dipromosikan secara optimal. Salah satunya adalah untuk telemedicine.
Telemedicine pada prinsipnya adalah penyelenggaraan pelayanan kedokteran
jarak jauh. Bentuknya ada yang real-time ada pula yang tidak (asynchronous).
Fungsinya pun bervariasi, dapat berupa telelearning, telekonsultasi sampai ke
pelayanan kedokteran langsung seperti telesurgery (praktek beah jarak
jauh). Hampir semua spesialisasi kedokteran dapat menerapkan telemedicine
sehingga akan dikenal berbagai istilah seperti teleradiologi, telepsikiatri,
telepatologi hingga teledermatologi.
Praktek kedokteran sebenarnya biasa menerapkan telemedicine menggunakan
telepon, seperti seorang dokter yunior atau perawat saat melakukan konsultasi
pasien dengan dengan dokter senior melalui telepon. Dokter dapat
menginstrusikan melalui telepon kemudian akan diikuti oleh dokter yunior atau
perawatnya.Teknologi informasi dan komunikasi dapat memfasilitasi komunikasi
medis yang kompleks. Tidak hanya lisan tapi dengan dukungan teknologi ini
dokter di tempat yang jauh dapat menerima informasi medis yang lebih rinci.
Dokter spesialis kulit dapat menyaksikan langsung gambaran rinci (bentuk,
warna,regularitas) ujud kelainan kulit pasien yang dirujuk meskipun berada
ditempat yang berbeda.
Seorang ahli radiologis dapat membaca gambar film radiologis pasien yang
dikirim dari sejawat atau fasilitas kesehatan lain secara tepat.Pada intinya,
kebutuhan telemedicine tumbuh karena adanya kesenjangan pelayanan kesehatan.
Persebaran dokter di Indonesia yang tidak merata., apalagi dokter spesialis.
Database Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan jumlah spesialis anak
di Jakarta pada tahun 2005 tercatat 443 (rasio 5,29 SpA per 100.000 penduduk),
sedangkan di Papua hanya 7 (0,32 SpA per 100.000 penduduk). Semakin padat
penduduk dan tinggi kemampuan ekonomi suatu daerah, layanan fasilitas kesehatan
akan semakin spesialistik dengan teknologi yang lebih tinggi.
Pemerintah pusat kesulitan melakukan upaya penempatan dokter di daerah
terpencil secara berkesinambungan. Selain itu di rumah sakit diluar pulau jawa
masih kekurangan tenaga spesialis. Dengan kapasitas Bandwith yang tinggi, 3G
merupakan teknologi alternative untuk penerapan telemedicine. Kombinasi video
call, pengiriman data medis yang kompleks (gambar radiology, hasil pemeriksaan
patologi anatom) sampai ke rekaman biosignal (EKG, EEG) dapat dilakukan
menggunakan tenologi ini. Sebagai inovasi praktek kedokteran, tentu saja
profesi dokter akan membandingkan dengan Gold Standard praktek kedokteran
konvensional. Misalnya apakah akurasi pembacaan gambar radiology digital yang
dikirim melalui 3G setara dengan pembacaan konvensional.
Selain itu meskipun bermanfaat untuk menjembatani daerah berfasilitas kesehatan
terbatas, dukungan logistis standard tetap msih diperlukan. Jangan sampai, jika
dokter spesialis memberikan resep obat tertentu ternyata ditempat pengirim
pasien tidak tersedia obatnya.Aspek lainnya adalah mekanisme pembiayaan, Siapa
yang akan membiayai biaya telekomunikasi tersebut dan bagaimana mekanisme
pembayarannya ?. Karena sebagian besar daerah dengan fasilitas kesehatan terbatas
adalah daerah miskin. Apakan pemerintah juga akan memberikan subsidi pembiayaan
sebagaimana pemerintah menerapkan program asuransi kesehatan masyaraat miskin
(Askeskin/ JPKMM) ?Atau seharusnya menjadi tanggungjawab operator sebagai
bagian dari universal service obligation ?
Dalam banyak proyek percontohan telemedicine, salah satu factor yang mengganjal
keberlangsungan program tersebut adalah masalah biaya. Juga tidak pentingnya
adalah aspek etika, jika terjadi medical error siapa yang menanggung ? dokter
yang merujuk, dokter yang dirujuk, atau operator ? Terkait dengan hal ini pada
bidang radiology perlu ditetapkan standard minimal tingkat kompresi gambar
radiology digital. Akhirnya akan berdampak pada sertifikasi peralatan radiologi
digital. Jika dalam UU Praktik kedokteran, dokter hanya boleh praktek di tiga
tempat, apakah dengan layanan 3G dapat menerima pasien dari berbagai daerah,
baik dari dalam dan luar Indonesia merupakan suatu pelangaran ? Mengingat
peliknya implikasi penggunaan 3G untuk telemedicine barangkali perlu dilakukan
uji laik telemedicine (ULT). Sayangnya belum ada suara resmi dari Departemen
Kesehatan maupun IDI tentang prospek 3G. Rancangan Undang-undang Praktek
Kedokteran pun tidak mengatur mengenai hal ini.